Ambon Bika, bukan Ambon, adalah kue tradisional yang populer di Medan. Mengapa nama Anda Amporn? Berikut adalah beberapa fakta tentang kue bika ambon.
Bika ambon adalah sejenis kue basah. Banyak orang mengira dessert ini berasal dari Ambon, padahal sebenarnya kue ini adalah meta-dessert klasik. Ada beberapa versi cerita kue labu.
Ini termasuk menggunakan nama “Amber” untuk menyebut kue ini. Membuat Kue Ambo sangat mudah. Bahan-bahan yang digunakan sederhana dan mudah ditemukan, tetapi bahan-bahan yang Anda butuhkan ada di sana.
Selain itu, proses pembuatan non-gamstick memakan waktu beberapa jam. Sesuaikan rasa dengan menumpuk tekstur dari bawah ke atas.
Berikut 5 pertanyaan seputar kue Bika Ambon yang harus diketahui pecinta kue tradisional.
1. Sejarah Bika Ambon
Mendengar nama yang manis ini, mungkin Anda mengira bahwa vika ambon berasal dari labu kuning, tetapi sebenarnya vika ambon adalah makanan ringan yang umum di kalangan masyarakat Medan. Faktanya, ada beberapa cara asal vika ambon sebagai jajanan tradisional.
Menurut saya menemukan bahwa ada daerah bernama Amplas yang membagi sungai menjadi dua negara, barat dan timur. Di sebelah timur terdapat banyak kebun, sehingga disebut Kebon, dan para pendatang Jawa membawa kue Bika dan menjualnya di Medan.
Saat itu, orang Belanda sangat menyukai kue, dan akhirnya datanglah seorang saudagar dari China untuk menjual kue Bika yang dibuatnya saat itu.
Menurut cerita lain, nama labu berasal dari bahasanya, bukan tempat pembuatan kuenya.Di Medan, kata “ambon” berarti “lunak” sesuai dengan tekstur roti pipihnya. Sejauh ini belum ada yang memastikan apa itu kue vicambon.
2. Bahan Bakunya Sederhana
Bika Ambon mengandung bahan-bahan yang sederhana dan murah. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Bica Ambon adalah sagu, tepung terigu, air kelapa, ragi, santan, nira, telur, gula pasir, vanili, daun jeruk dan daun pandan.
Proses pembuatan Ambon Besar dimulai dengan merebus santan bersama daun linden dan santan. Setelah mendidih, biarkan dingin, lalu masukkan sisa bahan satu per satu.
Uleni adonan hingga homogen. Kemudian diamkan selama beberapa jam sampai stabil. Panaskan perlahan hingga adonan mengembang dan kering saat masuk ke dalam oven. Bika Ambon secara tradisional dimasak dalam oven seng dengan panggangan arang di bagian bawah dan panggangan arang di atasnya. Panas arang yang terus menerus menciptakan tekstur Vika Ambon yang dilaminasi.
3. Proses Pembuatan 12 Jam
Bahan-bahan Bika Ambon sangat sederhana, namun proses pembuatannya memakan waktu lama. Dibutuhkan sekitar 12 jam dari menguleni adonan hingga memanggang.
Padahal, proses pembuatannya sederhana. Namun, fermentasi membutuhkan waktu di setiap langkah. Proses fermentasi tepung memakan waktu beberapa jam. Ada juga syarat untuk pemilihan bahan untuk pembangunan Vika Ambon.
Misalnya, telur bekas harus segar atau ditetaskan satu hari sebelum digunakan. Ditambah lagi dengan penggunaan sari buah yang harus diekstrak dari pohon kelapa yang tumbuh di sepanjang pantai. Kondisi tersebut dikatakan mampu mengembang sempurna kue Vika Ambon. Konsistensinya berongga dan lengket dari bawah ke atas kue.
4. Hanya bertahan selama 3-4 hari
Kue bika ambon memiliki umur simpan yang lama karena tidak menggunakan bahan pengawet dalam pembuatannya. Penggunaan bahan pengawet dapat mempengaruhi kualitas kue tiram.
Tekstur kue biskuit bagian atas cenderung keras daripada lembut. Jadi kue bika ambon hanya bertahan beberapa hari saja. Setelah 3-4 hari di suhu ruang, rasa Mikaam Top Cake berubah menjadi asam.
5. Varian Bika Ambon yang Kekinian
Awalnya, kue bikaam disebut kuning. Ini juga memiliki rasa kelapa yang kuat dan rasa manis. Namun seiring berjalannya waktu, kue Ambon versi lain muncul, dan kini versinya lebih modern.
Berbagai vendor memproduksi produk dalam berbagai rasa seperti nangka, moka, pandan, durian, keju, dan cokelat. Tidak hanya rasanya, warna dari Vicam Bone Cake pun menjadi lebih berwarna.
Baca Juga : Rekomendasi Jajanan Tradisional yang Enak dan Masih Eksis Hingga Saat Ini